INDAHNYA KEBERSAMAAN DALAM KESUCIAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الله اكبر 9× الله اكبر كبيرا والحمدلله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا . الحمدلله الذى شرفنا برمضانه وزينه بصيامه وجمله بعيده وكمله بالصدقات الواجبة فيه وبعده تتميما لشرفه وعزته اشهد ان لا اله الا الله وحده لاشريك له الملك العلام . واشهد ان محمدا عبده ورسوله سيدالانام . اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعه باحسان الىاخرالزمان . يأيهاالناس اتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون . قال تعلى : ونفس وما سواها فالهمها فجوارها وتقواها . قد افلح من زكاها وقدخاب من دسها . صدق الله العظيم . اما بعد : الله اكبر – الله اكبر – الله اكبر ولله الحمد KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH. Puasa Ramadhan telah kita jalani, berbagai aktivitas ubudiyah telah kita lakukan dengan harapan agar kita menjadi hamba yang taqwa, hamba yang terbebas dari belenggu hawa nafsu. Allah memperingatkan manusia agar tidak mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu itu akan menghalangi kita beribadah dan menghilangkan kenikmatan beribadah, menjauhkan manusia dari Allah, serta menutupi pandangan untuk bermusyahadah dengan-Nya. Hawa nafsu itu juga mematikan hati sehingga hati tidak dapat menerima pelajaran dan nasehat-nasehat, tidak mampu memandang urusan akhirat, tidak mampu berfikir tentang akibat dari perbuatan apakah akan bermanfaat atau mudharat, akan baik atau buruk, surga atau neraka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hawa itu adalah kecenderungan hati kepada apa yang diinginkan oleh nafsu agar manusia itu lupa kepada akhirat, seperti senda gurau, bermain-main, sombong dan takabbur, riya’, senang disanjung dan dipuja, cinta dunia, jelek tutur katanya, makanan dan minuman yang haram dan lain sebagainya dari semua sifat-sifat tercela. Jika kita mengikuti keinginan nafsu tadi, tentu akan termasuk orang yang tertipu didunia dan di akhirat. Didunia sangatlah nyata, karena orang yang mengikuti hawa nafsunya pasti akan diasingkan dan ditinggalkan orang lain. Orang tidak akan memandangnya dengan mata sayu, tetapi dengan muka masam dan mata terbulalang, kerugian besar tentunya yang didapat dikala itu. Sedangkan di akhirat akan ditempatkan pada kelompok kiri yang sangat merugi, dan menjadi penghuni neraka yang sangat menyakitkan. Allah berfirman; وَلاَ تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ “Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”(Q.S.Shad:26). وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى . فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (النازعات : 40 -41) Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya. (Q.S. al-Naazi’at : 40 – 41). Athoillah mengatakan; Ciri-ciri orang mengikuti hawa nafsu itu adalah bersungguh-sungguh dalam melakukan yang sunnat-sunnat, tetapi malas mengerjakan yang wajib, gampang sekali melakukan perbuatan bathil, tetapi sangat berat melakukan sesuatu yang benar meskipun untuk dirinya sendiri. Mestinya manusia itu terlebih dahulu menunaikan yang fardhu sesuai dengan ketentuan dan adabnya, kemudian setelah itu baru mengerjakan yang sunnat-sunnat sesuai dengan kadar kemampuannya. Selain itu hendaklah kita membiasakan amalan wirid / zikir sebagai suatu kewajiban, baik disiang hari maupun dimalam hari. Hendaklah pula kita berjuang dengan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu dalam meninggalkan segala yang diharamkan atau yang dimakruhkan. Sedangkan hal-hal yang mubah dapat dijadikan sebagai tambahan ibadahnya agar lebih baik lagi. Berbagai musibah yang menimpa anak manusia dimuka bumi ini, termasuk kita di Indonesia ini adalah sebagai akibat dari memperturutkan hawa nafsu, karena itu dibulan syawal ini setelah kita menjalankan ibadah ramadhan kita bersihkan diri kita dari segala kesombongan dan keserakahan hawa nafsu. Kita ganti sifat-sifat yang terpuji, sifat-sifat kemuliaan sebagai cerminan dari diri yang suci. “Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya, tetapi sungguh merugi mereka yang mengotorinya” (Q.S. Al-Syams : 8). Keberuntungan orang-orang yang hatinya suci bukan hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan, tetapi juga dapat dinikmati oleh orang lain, karena orang yang suci hatinya akan memunculkan sifat-sifat terpuji seperti; sabar, ikhlas, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama dan lain sebagainya. Kita dapat perhatikan betapa indahnya kebersamaan dalam kesucian itu seperti dikisahkan dalam suatu riwayat; bahwa dalam suatu pertempuran dimasa Rasulullah SAW, ada seorang sahabat yang ikut berperang, dia membawa air minum yang waktu itu hanya tinggal sedikit. Ketika hawus terasa, dibukanya tempat air minum yang dibawanya itu. disaat dia akan meminumnya, dia mendengar rintihan seorang sahabat lain yang meminta air karena kehausan disebabkan dia terluka. Mendengar rintihan sahabat tersebut, dia berkata didalam hatinya; saya memang haus dan membutuhkan air minum ini, tetapi saudara saya yang merintih itu mungkin dia lebih membutuhkan air ini dari pada saya, lalu bergegaslah dia mengantarkan air minum tersbut. Sesampainya dia ditempat sahabat yang terluka itu, dan diberikanlah air minum yang sedikit tersebut. Begitu shabat yang terluka itu akan meminumnya, dia mendengar ada rintihan dari sahabat lain yang juga merintih kesakitan karena dia juga terluka, dan dia meminta air minum. Lalu sahabta yang pertama tadi berkata kepada sahabat yang punya air, berikanlah air minum ini kepada saudaraku yang meminta minum itu, mungkin dia lebih membutuhkan ketimbang aku. Lalu bergesalah sahabat yang punya tadi kepada sahabat kedua itu. Begitu sahabat yang kedua itu akan meminum air tersebut, terdengar pula rintihan sahabat lain yang juga kehausan dan meminta air minum. Ber katalah sahabat yang kedua itu, berikanlah air mimnum ini kepada saudaraku yang meminta air itu mungkin dia lebih membutuhkannya ketimbang aku. Bergegaslah sahabat yang punya air tersebut untuk memberikan air tadi, tapi setelah sampai ditempat shabat yang ke tiga itu, dia sudah menungga dunia. Lalu kembalilah dia kepada sahabat yang kedua tadi, diapun sudah meninggal dunia, terus menuju sabahat yang pertama tadi, diapun sudah meninggal dunia. Di hari fitrah ini tentu akan terlihat dan terasa oleh kita dampak dari kesucian tersebut, karena kita sedang berada pada kondisi “Idul Fitri” artinya kembali kepada kesucian. Hendaklah membiasakan khudhu’ (merendahkan diri), dan Tazallul (merasa hina), Ikhlash dan shabar terhadap musibah yang menimpa baik berupa bala’ maupun berbagai macam musibah lainnya. Hati akan tetap keras dan sulit taat beribadah sampai nafsu itu mengikuti akal yang sempurna dan agama yang kuat. Dalam kehidupan ini, manusia sulit melepaskan diri dari keinginan nafsunya kecuali mendapat rahmat dari Allah SWT. Untuk itu puasa bulan ramadhan merupakan salah satu cara untuk melatih diri dalam mengendalikannya, mudah-mudahan setelah kita menjalankan ibadah ramadhan tahun ini kita diberi kemampuan oleh Allah untuk mengendalikan nafsu kita. karena nafsu itu bagi manusia merupakan lawan sekaligus kawan bermain laksana orang bermain bola. Satu kali saja kita memasukkan bola kegawang lawan sedangkan lawan tidak, maka kita keluar jadi pemenang karena ada lawan. Tetapi biar seratus kali kita memasukkan bola kegawang yang tidak ada lawan, maka kita tidak akan pernah dikatakan pemenang karena tidak ada lawan. Oleh karena itulah sebenarnya nafsu itu sebagai lawan sekaligus menjadi kawan bermain. Akan tetapi dikala orang mulai bermain dengan nafsunya lebih sering kalah ketimbang menang, meskipun kadang-kadang ada juga menangnya. Kalau nafsu diibaratkan sebagai lawan bermain, maka ketika manusia itu mulai bermain dengan nafsunya dapat di bagi menjadi tiga kelompok. 1. Dikalahkan oleh nafsuya; Orang semacam ini pasti akan celaka. 2. Mengalahkan dan dikalahkan; Kadang-kadang dia mengalahkan nafsunya, tetapi kadang-kadang pula dia dikalahkan oleh nafsunya itu. 3. Selalu dapat mengalahkan nafsunya, seperti Nabi dan walli Allah yang suci. Agaknya inilah maksud Firman Allah yang berbunyi; وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (النازعات:40-41) Adapun orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsu, maka surgalah tempat tinggalnya (Q.S. al-Nazi’at : 40). Nabi SAW bersabda; مَامِنْ اَحَدٍ اِلاَّ وَلَهُ شَيْطَانٌ وَاَنَّ اللهَ قَدْ اَعَانَنِى عَلَى شَيْطَانِى حَتَّى مَلَكْتُهُ فَاِنَّ الشَّيْطَانَ يُسَلِّطُ عَلَى اْلاِنْسَانِ بِحَسْبِ وُجُوْدِ الْهَوَى فِيْهِ Tidak seorangpun (dari manusia) melainkan syaithon selalu bersamanya. Sungguh Allah benar-benar telah menolongku untuk mengalahkan syaithonku sampai aku dapat menguasainya, karena memang syaithon itu akan berupaya menguasi manusia dengan menggunakan hawa yang ada pada diri manusia itu sendiri. Ketahuilah wahai saudaraku ! bahwa diantara pekerjaan akal itu adalah memilih dan memilah mana yang lebih agung dan lebih baik dalam berbagai macam akibat, terkadang padamulanya terasa susah payah bagi dirimu. Lain halnya dengan nafsu yang selalu kebalikan dari akal, karena nafsu itu menolak sesuatu yang menyakitkan secara lembut sehingga terasa nikmat dan menyenangkan, namun akibatnya sangat menyedihkan, Nabi SAW bersabda; حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهْوَاتِ “Surga itu dihiasi dengan yang dibenci, sedangkan neraka dihiasi dengan yang disukai”. Selain itu, akal melihat apa yang bermanfaat dan apa yang memberi mudharat bagi tuannya, sedangkan nafsu melihat yang bermanfaat saja bagi tuannya tidak melihat apa yang akan memberi mudharat baginya, dan buta terhadap akibat dari apa yang dibencinya. Nabi SAW bersabda; حُبُّكَ لِلشَّيْءِ يَعُمَّى وَيَصُمُّ “Kecintaanmu terhadap sesuatu membuat mata buta dan telinga menjadi tuli”. Orang yang mempergunakan akalnya akan selalu memperhatikan apa yang menguntungkan bukan yang merugikannya, dan meyakini bahwa kecintaan terhadap sesuatu itu adalah keinginan nafsu bukan dari akalnya. Bila dihadapkan kepadamu dua alternatif yang harus dipilih, maka mantapkanlah pandanganmu sebelum menetapkan pilihan dengan mempertimbangkan resiko yang paling ringan. Ulama sufi berkata; Bila dihadapkan kepadamu dua pilihan, sedang kamu tidak tahu mana diantara keduanya yang baik dan benar, maka pilihlah yang tidak kamu sukai, sebab kebanyakan yang baik itu ada pada yang dibenci. Allah berfirman; عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ Boleh jadi sesuatu yang kamu benci itu adalah baik untukmu, dan boleh jadi pula sesuatu yang kamu sukai itu adalah buruk bagimu. (al-Baqarah 216). Sebagai bukti kejelekan hawa itu telah dinyatakan Allah dalam Al-Quran: وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَائهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ Andaikan kebenaran itu mengikuti hawa mereka, pastilah langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya akan rusak binasa. (al-Mukminun: 71) Tidak setiap apa yang diinginkan manusia di beri oleh Allah meskipun masing-masing mereka berharap untuk mendapatkannya, sebab bila kebenaran itu mengikuti hawa nafsu pastilah alam ini akan hancur. Namun terkadang manusia tidak peduli yang penting bagi mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan terkadang dengan cara-cara melampaui batas-batas ketentuan Allah. Demikianlah khutbah kita yang singkat ini, semoga ada manfaatnya untuk kita semua. Terima ksih atas segala perhatian dan kesabarannya mengikuti khutbah ini, mohon maaf atas segala kekurangannya. بارك الله لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفرواه انه هو الغفور الرحيم KHUTBAH KEDUA UNTUK IDUL FITRI الله اكبر 7× الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا. لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد . الحمد لله الذي جعل العيد في قلوب عباده فرحا وسرورا . اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله . اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه ومن تبع ملته الى يوم لقائك . اما بعد فيا ايها الحاضرون . اتقوا الله حق تقواه واعلموا ان يومكم هذا يوم عظيم يتخص الله فيه وعلى عباده من كل مقيم ومسافر فيباهي بكم ملائكته وانتم مشعرون بالتهليل والتحميد والتكبير قال تعلى : ان الله وملائكته يصلون على النبي ياايها الذين امنو صلوا عليه وسلموا تسليما . اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه وسلم تسليما كثيرا . اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات . اللهم اعز الاسلام والمسلمين واصلح جميع ولاة المسلمين واهلك الكفرة والمشركين ودمر اعداء الدين واعلى كلمتك الى يوم الدين اللهم اصلح لنا ديننا اللذي هو عصمة امورنا . واصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا واصلح لنا أخرتنا التي اليها معادنا واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير واجعل الموت راحة لنا من كل شر . ربنا لاتزغ قلوبنا بعد اذهديتنا وهب لنا من لدنك رحمة انك انت الوهاب . ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقينا عذاب النار وصل الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين والحمد لله رب العالمين . عباد الله ان الله يأمركم بالعدل والاحسان وايتاء ذالقربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تتذكروان فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكرواه على نعمه يزدكم واسئل من فضله يعطيكم ولذكر الله اكبر الله اكبر 3× والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
Drs. KH. Muhammad Rusfi,MA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Drs. KH. Muhammad Rusfi,MA

PERKEMBANGAN TQN SURYALAYA - LAMPUNG

Sejarah Pondok Pesantren Suryalaya

TASAWUF PADA MASA NABI SAW

RUKUN AGAMA ISLAM (ARKANUDDIN)

KALAM HIKMAH

PEMBANGUNAN MASJID AL-ARAFAH

T A U B A T

MUHASABAH